Hari ini random abis!!! (ketularan Alice deh pake istilah-istilah random)
Jadi ceritanya, hari ini tuh sampai magrib adalah masa hectic. Pagi waktunya praktikum jam 10. Okelah, sebagian praktikumnya gagalllllll (hiksss) karena nggak terlalu tahu prosedur kerjanya. Mana yang asdos praktikumnya kayanya lagi hectic juga, atau mahasiswanya yang emang dudul, nggak tahu juga yang mana.
Setelah itu, gw pikir gw bisa mengerjakan laprak dengan sukacita (setelah menyadari bahwa tugas laprak bertambah naujubile), ternyataaaa oh ternyata. Nggak. Harus kumpul kelompok PKM-K. Yaaa ikutan PKM begini memang bagus sih buat nambah pengalaman. Tapi nggak boleh gampang bete kalau ikut ginian, nanti yang ada malah nggak dapet manfaat.
Oke, bertahan tahan sampai jam...5. Jam 5 udah gelisah-gelisah gimana gitu, secaraaa dari jam tiga udah pada ngomongin di twitter mau ke Salihara nonton gratis pertunjukan dari orang Vienna, dan saat ini jam 5 masih berkutat dengan PKM-K.
Akhirnya pasrah jam 6. Ya sudah lah, magriban dulu, minta petunjuk enaknya gimana malam ini, lanjut ke Salihara (sendiri) atau pulang. Dasar insting nekat binti bolang gw mulai nyala, akhirnya gw memutuskan untuk ke stasiun dulu lah. Sudah niat segala tuh dengan nyari lokasi Salihara pake googlemaps. Setelah mengira-ngira di mana tempatnya, gw merenung di bikun. Aaah, gw nekat bener ya. Sendiri, malem, bawa-bawa tas berat. Ya sudah, urusan nanti.
Tahunya... Fika, Yogi dan Mbak Kris ada di halte. Kejutan! Kau tidak sendiri!
Terus nunggu Yoga, katanya sih, mau bareng. Tapi yaudahlah, karena udah jam segini juga, dan menduga akan macet (udah memikir beberapa transportasi dan konsekuensinya), jadi kami mencoba untuk ke pinggir jalan raya margonda dulu. Setelah di sana, mikir-mikir akhirnya naik taksi aja deh. Setelah itu sampai di gerbatama, melihat KRL ekonomi AC sudah layaknya kereta ekonomi--penuh, pintu terbuka, ada yang duduk di atap kereta. Ckckck. Inikah calon-calon kereta rusak? Kayaknya, di Jepang, sepenuh-penuhnya pintu kereta tetap tertutup, tuh. Tapi kasihan juga sih, jadi kurang oksigen. Hehehe. Saat itu kami bersyukur telah memilih naik taksi.
Sampai di Lenteng Agung, hm... mulai deh tuh antrian panjaaaaang. Ada kali sekitar setengah jam untuk melewati mulai dari persimpangan jalan joe dan yang kanan itu. Karena yang jalan cor kanan udah keliatan macet, akhirnya diputuskan lewat jalan joe yang (masih) kosong. Eh tahunya nggak lama juga kena macet. Heeuuu. Rasanya untuk bisa melihat plang toko buku Leksika aja lama banget. Akhirnya di taksi jadi ajang gosipria deh. Biasa, kata Yogi kan 'Woodwind Alay'. Ih lo aja kali. Huahaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar