Setelah selesai shalat di masjid di seberang Indosiar, kami kembali ke studio. Oh ya, sebelum keluar, kami berpapasan dengan rombongan dewan cinta di ruang tunggu, entah untuk Take Me atau Him Out. Mereka pada tampil rapi dengan jasnya. Entah ya, kok yang nampak cowok-cowoknya aja.
Kami memutuskan untuk langsung ke studio lagi, toh sama saja menunggu di dalam. Tapi… yaaa… resiko, berdingin-dingin lagi lah kami di dalam. Tetap dengan formasi kursi seperti awal. Sambil menunggu kami mengobrol. Tak lama kemudian para penonton yang lain masuk. Setelah semua masuk, taping kloter kedua dimulai. Babak tebak lagu dan acak lirik berjalan.
Yang seru di kloter kedua ini adalah ketika babak acak lirik. Salah satu peserta menjadi korban lemparan soal sebanyak 3 kali, dan *ajaibnya* ia berhasil menyusun tiga-tiganya! Tapi yang lucu, dia mengucapkannya -ya, mengucapkan, bukan menyanyikan, karena - seperti sedang bersajak! Tanpa nada. Hahahaha! Kami semua tertawa, geli, kagum, senang karena ia berhasil melewati ketiga lemparan soal dari lawannya itu dengan baik.
Setelah itu ia maju ke babak berikutnya, bertemu dengan pemenang kloter pertama. Kini babak fill in the blank. Dua-duanya gagal sih. Tapi ketika babak acak lirik dimulai kembali (untuk kualifikasi ke final), yaaa lempar-lemparan itu terjadi lagi dan diaaaa (ya, dia yang sama dengan korban lemparan) kena lagi lemparan soal. Dan lagiiii… berhasil dijawab! Luar biasa episode kali itu. Sumpah, kami merasa geli. Terus geli.
Kamu tahu, kami – tanpa sadar – menjadi penonton yang terheboh hari itu. Bagaimana tidak, setiap kali bertepuk tangan, selalu kami iringi dengan teriakan-teriakan heboh. Nggak jelas. Ah, yang penting kan bikin ramai. Sampai-sampai Kak Choky meledek si finalis bernama Adwil itu (dan namanya bahkan dibercandain sama Kak Choky sebagai akronim dari Administrasi Wilayah – oke, jayus memang), “Kamu rupanya sudah punya penggemar itu. Yang di sisi kiri itu paling ramai.” Kami tertawa. Jelas. Kapan lagi bisa teriak sepuasnya. Apalagi di tengah hawa dingin itu, bisa sedikit menghangatkan badanmu!
Yang jelas, sepanjang akhir taping itu, kami bersepuluh adalah penonton yang PALING NGGAK JELAS TERIAKANNYA. Ah, sebodo amat… Yang penting kami hepi. Puasa-puasa nggak terasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar