Bermodalkan nekat dan keyakinan yang besar akan dapat tiket pesawat yang murah, perjalanan sebelum hari-H dimulai dari pengiklanan tentang konser ini dari salah seorang alumni melalui grup di Facebook. Tertarik dengan harganya yang cukup murah untuk tiket konser filharmonik, yaitu RM25, aku sebenarnya masih bimbang apakah bisa berangkat atau nggak. Tapi karena ada yang bilang, yaudah beli aja dulu, toh harganya murah ini, kalaupun nggak berangkat juga ruginya nggak gede-gede amat. Baiklah, transfer dalam kurs rupiah, lalu dibelikan oleh salah seorang alumni yang menetap di Malaysia.
Selanjutnya adalah hunting tiket promo AirAsia. Kebetulan, Desember (atau Januari?) itu ada promo dalam rangka Valentine. Jadilah tiket ke KL seharga Rp 513.000 (return, include airport tax for return flight from Malaysia, tanpa ada baggage dan tidak termasuk makan di pesawat). Transfer. Berpikir, ah, mahal juga ya... Tapi kemudian sadar, mana ada penerbangan semurah itu untuk penerbangan luar negeri, pergi-pulang? Jadi, aku berpikir ini sangat worthed kalau dijalani.
Selanjutnya, pencarian penginapan. Masalah penginapan ini sampai Februari masih dicari-cari, dan akhirnya memutuskan untuk mencari di area Bukit Bintang. Lumayan, satu kamar berempat, satu orang bayarnya Rp 130.000. Kawasan itu memang kawasan penginapan, jadi tak heran kalau ada A&W, KFC, dan McD di dekatnya. Ada juga 711 jadi mempermudah kami kalau mau jajan atau beli minum.
Tiga bulan, ya. Tiga bulan itu rasanya lama. Ketika baru transfer uang tiket juga, wah rasanya pikiran ini berkata, tiga bulan itu lama ya... Jadi nggak terasa mau berangkat pada bulan Maretnya.
Ternyata? Jadi yang ter-NYATA! Dan dua hari lalu aku mengucapkan "Halo!" pada Malaysia (5 Maret 2011), dan kemarin (6 Maret 2011) mengucapkan "Sampai jumpa lagi!" pada ia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar