Konser tersebut adalah Wind Concert, yaitu sebuah konser yang menampilkan alat-alat musik tiup dari Woodwind section (Flute, Clarinet, Oboe, Saxophone, Bassoon) dan Brass section (Trumpet, Trombone, French Horn, Tuba), dengan diiringi oleh Contrabass dan Percussion section. Turut menampilkan Canisius Wind Ensemble yang juga menjadi pengisi acara dalam acara kali ini.
Sebelum bertutur mengenai malam yang menyenangkan itu, saya ingin bercerita tentang konser ini di balik layar.
Awalnya ide untuk menggelar konser ini tercetus di awal kepengurusan OSUI Mahawaditra 2010. Dengan status baru Elisabeth Sembiring sebagai ketua UKM ini, ia mengutarakan keinginannya untuk menonjolkan Wind section dengan mengadakan sebuah konser di mana hanya anak-anak dari Wind section yang tampil. Awalnya saya pikir, "Wah, gila, bisa nggak ya, sebagus (atau bahkan lebih bagus) daripada
chamber orchestra yang selama ini dilakukan oleh Mahawaditra? Apalagi sebagian besar anak-anak Wind section 'kan, baru saja mempelajari instrumen masing-masing!"
Tetapi Ibed (sapaan dari ketua OSUI) tetap
keukeuh ingin mengadakan konser ini. Baiklah, konsep pun disusun dan para pemain mulai berlatih. Awalnya memang Wind Concert ini terasa masih sangaaaat lama. Tetapi dengan frekuensi latihan bersama yang hanya sekali seminggu di 3 bulan pertama dan dua kali seminggu di 1 bulan terakhir, rentang waktu 4 bulan tersebut sangat pendek. Bahkan rasanya latihan itu masih kurang memantapkan permainan kami.
|
Latihan di Balai Mahasiswa UI Salemba |
|
Berlatih hingga malam? Tak jadi soal! |
|
Walau keadaan berantakan, latihan tetap berjalan.... |
|
Rapat panitia, walau sedikit namun koordinasinya cukup baik! |
|
Diskusi dengan senior (ssst, rambut Ibed masih panjang, lho!) |
Mas Widayanto -- yang akrab dipanggil dengan Mas Toto oleh kami -- mengerahkan segenap daya upayanya untuk melatih kami mengharmonisasikan setiap nada yang kami keluarkan masing-masing. Bertindak sebagai konduktor yang penuh semangat, ketika latihan ada saja hal lucu yang tak sengaja beliau lakukan. Seperti misalnya, terlalu semangat mengayun bolpoin sebagai pengganti baton sehingga bolpoin terlepas dari genggaman dan hampir mengenai pemain clarinet, atau bolpoin tersebut terlempar ke belakang dan membentur tembok. Ada lagi, ketika gladi resik di Goethe Haus, baton Mas Toto mengenai pelipis dari pemain Oboe, Felix. Hal itu cukup menegangkan, untungnya tidak ada luka sedikit pun. Kalau ada, bisa-bisa harmoni dari konser malam ini berkurang...
Dan rangkaian latihan kami akan ditutup oleh penampilan kami malam itu, di atas panggung Goethe Haus. Melihat panggung yang -- di luar dugaan -- ukurannya cukup kecil, awalnya timbul keraguan untuk menata susunan kursi dan segala alat-alat besar seperti harpa, timpani, bass drum, dan lagi ada instrumen keroncong. Tetapi, alhamdulillah bisa tertata secara apik.
Gladi resik pun berjalan. Beberapa cuplikan komposisi kami mainkan di atas panggung, mengatur cara masuk-keluar panggung, mengkondisikan bagaimana nanti ketika memainkan suatu komposisi, memastikan partitur lengkap semua. Awalnya bagian Percussion sempat kebingungan dengan penerangan bagian belakang yang kurang sehingga menyulitkan dalam membaca partitur, tapi akhirnya diputuskan untuk memakai low lighting agar tidak terlalu mencolok karena lampunya berwarna putih, bukan kuning seperti yang di tengah.
|
persiapan panitia |
|
Gladi resik di panggung |
|
|
Ketika komposisi "Jurassic Park" dimainkan, instrumen inilah yang dimainkan di awal-awal komposisi |
|
Lihat betapa gelapnya bagian belakang, sehingga mengganggu penglihatan para pemain perkusi dalam membaca partitur |
|
Istirahat sebentar boleh doooong... |
|
Saxophones: Alto & Tenor, and there goes the Flute! |
|
Clarinets |
|
Orkes Keroncong |
Kami bergantian gladi resik dengan CWE. Ketika CWE gladi resik, kami makan malam dan didandani. Hah? Dandan? Iya. Tapi karena kami adalah pemain alat musik tiup, jadi kami tidak memakai lipstik, hanya dandanan sederhana di wajah kami. Cukup untuk membuat kami menonjol di panggung, hehehe.
|
CWE diberikan pengarahan oleh sang pembimbing |
|
Gladi Resik CWE |
|
Clarinet - Clarinet - Oboe - Clarinet - Percussion |
|
Trombone - Percussion - Flute - Violin - Percussion - Flute - Trumpet |
|
Alto Saxophones! |
|
Tuba - Trumpet - Trumpet |
|
Harp&Flute - Flute |
|
Flute - Trombone - Bassoon - Flute - Oboe |
|
Clarinet - Clarinet - Flute |
|
Kak Cia didandani |
Makan sudah, dandan sudah. It's showtime!!!
Penuh rasa cemas. Tapi kami berusaha memberikan yang terbaik bagi para penikmat setia persembahan OSUI Mahawaditra!
|
Duet MC membuka acara |
Susunan Repertoire kami malam itu adalah Forest Shadows (Ouverture) yang membangkitkan semangat di awal, Ballet Scene from Swan Lake yang membuai pendengar, Kungfu Panda yang mendayu, kemudian dilanjutkan dengan penampilan dari Canisius Wind Ensemble yang membawakan komposisi When You Believe dengan vokalis, Final Countdown yang menggugah, dan ditutup dengan Winter Games. Wind Ensemble OSUI Mahawaditra kembali naik dengan komposisi Mission Impossible. Sesi pertama pun selesai. Kami break sejenak dan bersiap untuk penampilan sesi kedua.
|
CWE Conductor |
|
Mission Impossible - but for us, Wind Concert is POSSIBLE!!! |
|
Canisius Wind Ensemble |
|
CWE |
Sesi kedua dibuka dengan Brass Ensemble dari OSUI Mahawaditra, membawakan komposisi Bengawan Solo, sebuah penghormatan untuk alm. Gesang. Dilanjutkan dengan Woodwind Ensemble yang membawakan komposisi Intermezzo from Cavalleria Rusticana yang mendayu indah, juga Hungarian Dance yang ceria. Kemudian Wind Ensemble muncul lagi, menampilkan komposisi Aerith's Theme yang kalem, kemudian Theme from Jurassic Park yang menegangkan, dan komposisi terakhir adalah Medley Indonesia - China yang terdiri dari Kungfu Master, Manuk Dadali, Jali-jali, dan Tanah Airku.
|
Brass Ensemble |
|
Woodwind Ensemble |
Malam itu konser berlangsung sukses. Pak Budi Soesilo Soepandji selaku pembina OSUI Mahawaditra memberikan penghargaan kepada Mas Toto selaku konduktor, kemudian pihak Rektorat memberikan penghargaan kepada Canisius Wind Ensemble, dan Ibed memberikan penghargaan pada Bona Sidjabat selaku PO acara Wind Concert kali ini. Konser malam itu ditutup dengan encore Heal The World.
|
Panitia |
|
Pose hancur kami! :D |
Kami lega, perjuangan kami 4 bulan ini terbayar sudah, dan kami berhasil membuktikan eksistensi Wind Section OSUI Mahawaditra kepada umum!
Terima kasih kepada segenap pihak yang telah mendukung terlaksananya Wind Concert OSUI Mahawaditra - "Listen to The Harmony of The Wind" -- Allah SWT, Pihak UI, Pembina OSUI, Konduktor kami Mas Toto, Pelatih Brass section mas Bagong, sponsor, media partner, para panitia, para pemain, seluruh anggota dan alumni OSUI Mahawaditra, Canisius Wind Ensemble, para donatur, dan seluruh pihak yang tak bisa disebut satu-satu saking banyaknya!
Nantikan program kami selanjutnya, yaitu Konser Akbar OSUI Mahawaditra, "Dekapan Asa Untuk Nusantara - Sebuah Konser Penghargaan bagi Pahlawan Tanah Air", bertempat di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki pada 27 November 2010.
See you next!
Photos copyright by B. Adi Nugroho, Innes Margaretha, and me.
4 komentar:
bagus tulisannya. lebih semangat lagi Mahawaditra ya
koreksi dikit itu pihak Rektorat, dalam hal ini Mas Arie Susilo Direktur Hub. Alumni mewakili Rektor.. jadi bukan dekanat hahaha :)
Bowie Djati
Nda.. mau denger lgu2'a.. kalian ada mp3'a ga?? masukin youtube dong.. hahaha
ajegile keren deh,
si anda...
liat rekamannya dong
gw aja belom pernah liat rekamannya... hahaha
ntar kalo dah ada gw kabarin deh...
Posting Komentar