“Sudah disiapin amunisi buat shabu-shabu* party buat malam
tahun baru di Gadog.”
Dengan kalimat tersebut, sudah tak bisa dibantah bahwa malam
tahun baru kali ini akan dirayakan (lagi) di rumah Pakdeku di Gadog. Apa? Masih
ada yang belum tahu di mana Gadog itu? Please deh, kemana aja selama ini? /plak
Kalau kalian mendengar atau membaca berita mengenai arus lalu lintas menuju
Puncak, pasti kalian akan mendengar nama daerah Gadog ini minimal satu kali
sebelum kalian akhirnya mengganti channel berita menjadi channel hiburan karena
kurang menarik.
Dan yah, sekarang aku berada di Gadog. Saat ini menghitung
mundur 6 jam 20 menit lagi menuju tahun 2012 menurut waktu yang ditunjukkan
oleh monitor laptopku. Sebenarnya aku agak nggak tenang pada akhir tahun kali
ini. Kenapa?
Karena,
08.23 - perjalanan sudah hampir sampai ke tujuan:
“JRKM: hsil turlap dimasukn ke epidata n dikmpul hr snin pg
maks jm10 via email,subjek:entry_nama_kelurahan. Kuesnr dlm bntk epidtany udh
dikrm ari ke milis.kues fisik jg dikumpl hr slasa jm 2 saat kulum. Snin tdk ada
kul, jd kmblian alat di hr slasa jg.”
Tralala~ this successfully ruin OUR last hours in 2011.
“Our”? Ya, kami, mahasiswa jurusan Gizi angkatan 2009. Hal ini membuatku twisted sekali. Oh, aku menggunakan kata
‘twisted’ kalau keadaan sudah
membuatku bingung sampai nggak tahu harus mengerjakan apa duluan. Sebelum
berangkat ke Gadog, aku sudah menatap dua puluh kuesioner yang harus diinput
menggunakan EpiData. Bimbang, bawa atau enggak, ya? Tapi akhirnya aku
memutuskan nggak membawanya, karena aku pikir, toh walaupun dibawa pasti ujung-ujungnya
nggak bakal dikerjain juga. Dan muncullah jarkom yang paling nggak diinginkan
pada saat itu.
Grup Gizi 2009 di Blackberry Messenger juga sudah ramai
membicarakan hal ini, ada yang pulang kampung dan tidak membawa berkas-berkas
tugas, ada yang belum melakukan pembagian berkas kuesioner ke masing-masing
anggota kelompok untuk di-entry, dan ada yang belum mengerti cara menggunakan
software pengolah data kuesioner yang dimaksud. Aku? Dua dari tiga alasan
tersebut tepat—walau nggak persis.
Sudah, kesampingkan hal itu. Sudah kepalang tiba di tujuan
tanpa membawa apa-apa, dan tujuannya adalah menghibur diri dan melepas
kepenatan.
Udara dingin dataran tinggi menyergap keluarga kami ketika
tiba di rumah Pakde. Pukul 9 pagi (kurang atau lebihnya lupa), kami memulai
kegiatan di sini dengan menyiapkan makan siang dan melakukan berbagai hal. Kami
memanen jagung untuk nanti malam. Ketika memanen jagung, tampak pemandangan
alam sekitar yang menenangkan hati. Angin yang berhembus sejak pagi tadi
kebetulan sedang sangat kencang, jadi tidak banyak pintu rumah yang dibiarkan
terbuka, khawatir masuk angin.
Om Baskoro & Mas Hans panen jagung |
Pak Harry pose sama gunting |
....kena bunga jagung? |
nemu kepik! sayangnya ga bisa lebih zoom lagi ;___; |
Kami bersantai di teras, makan buah rambutan, mengobrol.
Ketika tiba-tiba ada seekor keluwing yang merayap di rerumputan, aku spontan
mengambil kamera dan mengabadikan sosok keluwing tersebut. Tubuhnya yang
mengilap dan bercangkang keras, kaki-kaki yang kecil dan banyak dan bergerak
seperti gelombang, dan reaksi menggulung dirinya ketika disentuh, itu menarik
perhatianku. Tapi aku merasa aku tidak berhasil menghasilkan foto keluwing yang
cukup bagus.
Waktu berlalu sangat cepat ketika sedang bersantai. Iya,
rasanya tadi baru selesai makan siang, tiba-tiba udah mau solat magrib. Rasanya
nggak mau berpisah cepat-cepat dengan 2011, tahun yang sudah banyak, sangat
banyak menambahkan asam garam kehidupanku.
Pukul 18.01 menurut laptopku, dan cuaca di luar cerah.
Berangin cukup dingin, Gunung Salak tampak di depan mata, diselimuti oleh
awan-awan di setengah bagian ke atasnya, awan yang tampak sejajar dengan
pandangan kita sampai rasanya kita bisa menjangkau mereka. Warna langit sangat
terang, tidak terlalu gelap, matahari masih berada di sudut 60 derajat dari
permukaan bumi (menurutku sih). Suasana di luar sudah ramai, suara terompet
kertas yang ditiup sudah mulai terdengar dari seluruh penjuru, namun belum
terlalu banyak. Sungguh, suasana inilah yang akhirnya menginspirasiku untuk
membuat tulisan ini.
...Eh, maaf, ada jeda waktu menulis ini. Aku mengemil dulu,
hehehe.
Oke, saat ini 18.14, warna langit mulai menjadi campuran antara
jingga muda dan biru tua. Awan di sekeliling Gunung Salak mulai menebal. Aku
yakin udara di sana lebih dingin lagi, ditambah dengan kabut. Minggu lalu waktu
natal, aku ke sini juga, dan kabutnya luar biasa... menyenangkan.
Baiklah, tulisan yang ini segini dulu aja ya. Mau keluar
dulu cari udara dingin. Habis ini mau ngapain lagi, ya? J
Gadog, 31 Desember 2011
18.17 menurut Cento
*shabu-shabu: makanan jepang berupa onabe (rebusan) terdiri
dari daging, sayuran, bakso ikan, jamur yang dicelup dalam air mendidih sampai
matang kemudian dimakan menggunakan bumbu dan shoyu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar