Bagi saya pribadi yang tak punya pengalaman untuk rekaman di studio televisi, pasti ada rasa ingin tahu yang besar dan penasaran (apa bedanya???) dengan kondisi dan situasi di dalam. Ketika masuk pintu… Oh, Tuhan. Inikah studio? Eerr… cukup besar, tapi ini terhitung kecil. Tapi kok di TV bisa kelihatan luas? Ah, kamera. Hahaha.
Dan yang menyambut kami adalah hawa dingin yang super. Waaa, gila, dingiiiiin banget. Awal-awal pun gigi saya gemeletuk. Tapi menjelang akhir-akhir perasaan dinginnya sudah berkurang. Mungkin karena berangsur aktif? :P
Di awal, kami diberi instruksi, apa yang harus kami lakukan sebagai penonton. Para peserta sudah diberi instruksi terlebih dulu. Sebagai penonton, tentu saja tugas kami adalah meramaikan acara. Sang director menginstruksikan kapan kami harus berdiri, tepuk tangan sambil berseru seheboh-hebohnya (kalau perlu sampai serak :P). Biasa, awalnya kami (baca: kami yang dari FKM ini) sungkan. Jadi suaranya kecil, malu-malu mau teriak. Sementara di belakang kami (kami di deret paling belakang) kru lainnya ada yang berteriak kenceng banget. Ah tapi yang lain juga nggak heboh banget. Apalagi yang paling depan, padahal kan mereka yang paling kesorot, harusnya lebih heboh dong. Takut haus? Puasa-puasa jadi ibadah, itu celetukan dari salah satu kru. Ibadah sih ibadah pak… tapi begini amat. Hahaha.
Taping dimulai dengan merekam penampilan artis pengisi acara, T2 dan Merpati Band. Yang pertama adalah T2, membawakan 2 lagu. Kami berdiri. Camera acts – kami berseru. T2 menyanyi. Selesai. Kami berseru – Camera stop. Kami duduk. Kami berdiri lagi. Camera acts – kami berseru. T2 nyanyi lagu kedua. Selesai. Kami berseru – Camera stop. T2 keluar, ke lokasi selanjutnya. Yah, begitulah kalau taping buat acara yang nggak live. Video editor lah yang menjadi juru kendali untuk keseluruhan acara nantinya. Oh ya, hal di atas juga terjadi ketika Merpati Band tampil. Hahaha. Kerjaan penonton begini amat yak. Tapi kalau nggak ada penonton, sebuah acara nggak akan ada. Ya, kan?
Setelah taping, saat yang ditunggu – acara pokoknya – tiba: kuisnya. Dua orang penari muncul dan membuka acara. Dua? Iya, awalnya juga pada bertanya-tanya kenapa cuma dua. Katanya ada yang sakit, ada yang nggak izin. Tapi akhirnya ada empat kok. Yang satu muncul tak lama kemudian, satu lagi datang ketika taping kloter pertama selesai.
Dan MC-nya. Hahaha. Siapa lagi kalau bukan Kak Choky Sitohang. Dengan baju koko berwarna cokelat ia membawakan acara dengan santai. Waaa. Ibed (ketua OSUI Mahawaditra periode 2009-2010) pasti mupeng berada sedekat ini dengan Kak Choky. Wakakakak.
Di dalam saya jadi mengerti bagaimana situasi ketika kuis sedang berlangsung. Saya yang hampir tidak pernah menonton acara ini, tiba-tiba datang menonton secara langsung, dan jadi tahu bahwa menonton langsung lebih terasa lucunya. Haha. Gregetnya juga beda. Seolah kita gemas kepada peserta yang butuh waktu lama untuk menjawab soalnya.