Kembali lagi dengan kisah seputar konser termutakhir dari Mahawaditraaaa!
(Apaan sih? Biasa dong...)
Pada tanggal 29 Juli 2011 Mahawaditra menggelar konser yang membawakan komposisi-komposisi dari periode romantik. Temanya ' Romantic Concert'. Jadi yaaa... entah apa yang kemudian membimbing kami untuk mengadakan konser dengan tema ini. Dan, asal tahu saja, sepanjang Juli-Agustus beberapa orkestra lain juga mengadakan konser dengan tema yang sama, romantik. Entah apa yang membuat kami semua sepikiran untuk membuatnya!
Dari awal penentuan komposisi yang akan dimainkan, rasanya seperti memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap pemain. Materi yang, tak bisa dibilang
average, akan dibawakan oleh kami yang kebanyakan masih dalam tahap belajar. Baiklah, kami terima segala materi itu. Jumlahnya, tahu? Lebih dari 10. Yah, oke, sebut saja ya. 18. Kalian boleh kok, berseru 'Apa?!' dengan gaya seperti di sinetron dengan zoom in dan zoom out segala. Hahaha. Kami mau rekaman album nih, bukan konser. Ya, kali.
Singkat cerita, masa-masa latihan itu berat. Berat sekali. Dengan materi yang demikian, kami harus mengatasi keamatiran kami sendiri. Rasanya, semakin dilatih malah semakin berantakan. Sampai akhirnya hari terakhir latihan di Salemba, sampai besoknya akan gladi resik, kami memasrahkan segalanya pada Tuhan. Kami telah berusaha dan berdoa.
Pada hari yang ditentukan, bohong kalau kami nggak merasa gugup. Kami merasa tekanan kali ini makin berat. Tapi kami sudah nggak bisa mundur lagi. Apapun hasilnya nanti, inilah kami yang telah berusaha semaksimal kami mampu. Khususnya aku, dengan kondisi reed yang sebenarnya tidak layak (sudah terbelah di dua bagian), aku tetap percaya masih bisa menghasilkan nada-nada yang tertera di partitur walau harus menggunakan trik
fingering.
Dan entah kenapaaaa, di konser kali ini aku merasa bagian untuk divisi tiup menonjol, walau mungkin not yang dimainkan tidak sekompleks divisi gesek. Yang
epic bagiku adalah komposisi "In the Hall of Mountain King". Ah, tolong jangan tanya, ketika kau melihat
score-nya pasti kalian akan langsung
ngeh. Pokoknya itu
epic fail. Salah.
Sampai akhirnya konser benar-benar berakhir, aku tidak tahu harus merasa senang atau... ah, pokoknya itu
awkward moment banget. Tak tahulah...
Maaf juga kalau aku mengakhiri tulisan mengenai konser kali ini dengan aneh, gantung, atau apa pun itu. Karena sampai sekarang rasanya juga masih
awkward.