Selasa, 10 November 2009

Perjalanan Kita (Bagian 2-Menanti Pengumuman UN dan Rencana Jalan-Jalan Sekelas)

Tanggal 20 Juni kalau ditunggu datangnya lama sekali rasanya. Padahal minggu depan.


Ternyata kalau kita libur dan tidak melakukan apapun, waktu satu bulan itu terasa berlalu begitu saja, sia-sia. Bayangkan. Sejak tanggal 25 Mei kemarin, boleh dibilang kami semua — anak-anak kelas dua belas — sudah tidak aktif belajar di sekolah. Sampai sekarang kalau dihitung-hitung sudah hampir tiga minggu aku berjamur di rumah.


Saat terakhir kami bersenang-senang di sekolah adalah saat ujian praktek. Aduh, waktu itu benar-benar terasa kebersamaan kami... Terutama, saat ujian praktek olahraga. Waktu terasa begitu cepat berlalu. Saat aku memandang wajah-wajah yang ada di foto yang diambil saat praktek olahraga, yang terbayang olehku adalah: suatu saat kami tidak akan bisa berkumpul seperti ini lagi, karena banyak alasan yang akan dilontarkan dari kalian yang sudah berbeda status itu...


Bisa dibilang, foto kita (dua belas ipa dua) waktu itu adalah yang pertama dan yang terakhir kalinya kita berfoto sekelas mengenakan pakaian seragam olahraga SMANTIE. Omaigat. Bahkan foto kita dengan seragam putih abu-abu kebanggaan masa remaja pun nggak ada! Yah, apalah artinya foto.


Saat-saat seperti ini, boleh saja orang-orang (termasuk para adik kelas) iri pada kami yang termasuk ‘pesbuk’ (pengangguran sibuk), atau ada yang menyebut ‘pengacara’ (pengangguran banyak acara). Tapi sebenarnya, kami semua, anak kelas dua belas yang statusnya menggantung ini, saaaangat deg-degan menanti pengumuman UN. Mana katanya pengumuman diundur jadi tanggal 20 Juni, lagi.


Aku ingin menyinggung sedikit tentang acara penglepasan kelas dua belas angkatan ke-21 tahun ajaran 2008-2009 kemarin. Aku juga termasuk panitia, bagian Perlengkapan dan Dekorasi.


Setiap pekerjaan pasti ada suka dan dukanya. Sukanya bila menjadi panitia adalah, kita bisa mempererat hubungan antara kakak dan adik kelas. Lalu kita sama-sama berusaha untuk menyukseskan acara. Sama-sama susah. Sama-sama kemana-mana. Sama-sama merencanakan hal-hal aneh. Dukanya? Ya... karena kita bagian perlengkapan dan dekorasi, tentu saja vital, jadi kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk membuat tampilan luarnya menarik.


Terutama saat kami disodori ide yang (menurut kami panitia P&D kelas 12) cukup edan. Bayangkan, membuat bola besar berisi ucapan selamat. Mana dua buah, lagi. Haduuuuuhh... Saat kami gagal membuatnya setelah berusaha keras selama dua hari sebelum hari H, kami sangat putus asa. Lalu di hari H-nya, aku memberi alternatif terakhir, karena sudah mepet pet pet banget. Dan untungnya, alhamdulillah, acara berlangsung sukses. Sayangnya kami panitia kelas 12 lupa untuk berfoto bersama (lagi-lagi soal foto...).


Setelah urusan itu, aku yakin tiap kelas 12 pasti sudah merencanakan perpisahan kelas yang tidak menjadi tanggung jawab sekolah seperti pada edaran itu. Yah, apa sih yang akan dilakukan kalau bukan jalan-jalan. Entah menginap atau tidak, yang penting semua (satu kelas) harus ikut! Nah, ini juga yang menjadi masalah di dalam masing-masing kelas.


Aspek yang diperhatikan kalau mau merencanakan hal ini yaitu: 1) Tujuan, apakah jauh atau tidak, menarik atau tidak, 2) Format, menginap atau sekedar jalan-jalan satu hari penuh, 3) Kegiatan, apa saja yang ingin dilakukan di sana, 4) Biaya, apakah pantas kita menghabiskan biaya sekian untuk kegiatan tersebut, dan 5) Efisiensi waktu, apakah kita bisa me-manage waktu yang akan kita gunakan dengan baik.


Dan di setiap alternatif tempat, pasti ada salah satu atau lebih aspek yang dianggap kurang memuaskan, dan lebih banyak pada aspek biaya. Bisa saja sebenarnya tempatnya dekat, namun karena kita maunya macam-macam jadinya biaya yang dibutuhkan membengkak. Atau sebenarnya kegiatan kita tidak macam-macam, paling hanya ngobrol dan foto-foto, tapi maunya ke tempat yang banyak fasilitasnya. Apa nanti nggak bingung mau ngapain di sana? Dan lagi kalau tujuan acaranya mengacu pada kebersamaan, bukankah kalau pergi ke tempat seperti itu malah akan terpisah dalam kelompok-kelompok kecil — baik disadari atau tidak — nantinya?


Kupikir, pergi ke tempat wisata yang dekat juga sama saja. Toh nanti juga ujung-ujungnya seperti yang kukatakan tadi: ngobrol dan foto-foto. Setidaknya itu dua hal yang paling menonjol kalau kita ngumpul sekelas. Apalagi, waktu yang ada hanyalah satu hari saja, tanggal 14 Juni, karena sebelum atau sesudah tanggal itu kita nggak akan lengkap... Tapi seandainya pada keukeuh kepingin ke tempat yang menurutku agak merepotkan itu, ya, sudah... Selamat bersenang-senang, karena aku nggak akan ikut. Lebih baik aku pergi ke Gelar Jepang saja di UI. Lho, kok aku jadi curhat, ya? Nggak apa-apalah, tulisanku sendiri ini. Hehehe.


Kalaupun acara jalan-jalan itu nggak jadi, nggak semestinya juga kesal. Toh ini kan sebenarnya cuma pindah tempat untuk ngobrol dan bercengkrama bersama. Kita mau lakukan hal itu di Margo City pun jadi, kok. Tapi kalau memang betul-betul tidak bisa dilaksanakan karena berbagai keterpaksaan, ya... suatu saat kita kan masih bisa bertemu. Reuni setahun lagi, atau kalau memang kangen, yaa... semester depan lah, kita ngumpul lagi...


Ya ampun.


Saat-saat seperti ini nggak akan terulang. Benar-benar saat yang nikmat. Saat dimana kita sudah dewasa, namun sebenarnya juga masih anak-anak. Saat dimana kita tegar, namun kita juga masih rapuh. Saat kita mencapai puncaknya, namun sebenarnya juga masih di tengah-tengah.


Jadi, wahai para adik-adikku, kalian bersenang-senanglah di masa SMA kalian. Buatlah kenangan indah sebanyak mungkin dengan guru-guru kalian. Sungguh saat kalian seperti kami nanti, kalian akan merindukan perhatian-perhatian dari guru-guru yang galak namun sayang itu... Kalian akan merindukan kantin sekolah dengan lantainya yang selalu lengket kalau sudah waktunya pulang sekolah itu... Kalian akan merindukan kamar mandi yang airnya sering mati itu (Eh, nggak juga deh... masa kamar mandi begitu dikangenin...)... Kalian akan merindukan lapangan belakang yang gersang dan mepet hutan bambu itu... Kalian akan merindukan SMA itu... Kalian akan merindukan sensasi saat gerbang sekolah akan ditutup padahal kalian masih lari untuk menggapainya... Kalian akan merindukan SEMUANYA!!! Karena itulah yang kami rasakan saat ini. Nggak bohong.


Dan kini, kami berharap bahwa berita dari salah satu teman kami benar adanya: SMA Negeri 3 Depok lulus 100%. Amin... Walaupun pengumuman diundur tanggal 20 Juni, namun aku masih berharap bahwa kertas-kertas berisi nilai kami tersebut sudah dapat turun ke tangan guru kami. Jadi pengumuman bisa dipercepat dan kami bisa lega. Lebih cepat, lebih baik! (Lho, kok jadi jargonnya JK-Win, ya? Wah, kampanye terselubung! Hehehe, bohong, deh...) Mana ada gosip kalau nilai wilayah Bogor akan diserahkan tanggal 16 Juni lagi (ultah adekku!). Yang benar yang mana, sih?


Apa sih yang kau tunggu?

Apa sih yang kau mau?

Langsung saja, coba katakan, “Ya!”

Coba katakan, “Ya!”

Coba katakan, “YA! KAU LULUS!”

-from GIGI’s song, modified.

Ya Allah, Kau akan menghukum orang yang bohong, kan?

Jadi aku akan percaya bahwa berita baik tersebut memang baik.

Depok, 12-13 Juni 2009, 22.00

Tidak ada komentar:

Club Cooee