Selasa, 10 November 2009

Perjalanan Kita (Bagian Akhir-Saatnya Mulai Lagi, Lanjutkan, dan All-New SMANTIE)

Yah, kita kembali ke saat pengumuman. Kami semua berkumpul di lapangan upacara, Bu Jasni menyampaikan pengumuman tersebut: SMA Negeri 3 Depok LULUS 100%. Tapi... Apakah kami luar biasa senang sampai lompat-lompat dan lempar topi?


Reaksi kami biasa saja, tuh. Hahaha, kasihan juga guru-guru, mungkin mereka mengharapkan yang lebih lebay lagi saat kami mendengar pengumuman tersebut. Lagian pengumumanya lama banget, bukankah gosip lebih cepat sampai daripada fakta? Karena sebelum-sebelumnya sudah banyak gosip yang menyatakan bahwa SMANTIE lulus 100%, jadi mungkin itulah sebabnya ekspresi kami cuma seperti itu (horeeee sambil tepuk tangan biasa kayak pengumuman pemenang lomba XD)... Apalagi waktu itu lagi gencar-gencarnya situs jaringan sosial Facebook, tak pelak info-info seperti itu lebih cepat sampai ke mata (ya, mata, bukan telinga karena lihat di monitor ^^;) kami yang notabene online setiap saat karena berstatus siswa-bukan-mahasiswa-belum-pengangguran-juga-bukan-lah-ya.


Setelah mendengar pernyataan itu, maka resmilah kami menjadi pengangguran! Luntang-lantung nggak ada kerjaan karena SKHUN maupun ijazah belum keluar.


Tapi itu nggak berlaku SAMA SEKALI bagi yang mau ikutan SNMPTN maupun ujian-ujian masuk universitas yang lainnya. Mereka tetap belajar mati-matian (caelah, gak nyampe mati juga kali) demi memeroleh kampus idaman masing-masing. Lalu bagi para peserta ujian yang sudah dilaksanakan tapi belum diumumkan hasilnya, masih deg-deg-serr menunggu pengumuman tersebut. Maklum, bertaruh nyawa geto, loh (lhooo..? Lebay amat).


Sesudah ujian-ujian kloter terakhir itu selesai, yang ada lagi-lagi deg-degan menunggu hasilnya keluar, berharap bahwa mereka diterima semua di universitas yang diinginkan. Dan patut diingat, akhirnya!!! Akhirnya... SKHUN asli keluar juga...


Yang sudah mendapat universitas, menantikan yang belum dapat. Yang belum dapat menantikan hasil mereka, kalau bisa sih sama dengan kampusnya sahabat, saudara, atau si doi..


Dan hari itu pun tiba, pengumuman SNMPTN -- dimana seluruh PTN swasta mupun negeri mengumumkan nama-nama sivitas akademika yang mereka pilih untuk mereka didik. Yang diterima, ada yang langsung mengambil ada juga yang masih menimbang-nimbang, apakah mau langsung diambil atau masih menunggu tes STAN atau STIS.


Cukup mengejutkan, yang lolos melalui jalur SNMPTN sangat banyak ketimbang tes-tes terdahulu. Bersyukur, deh, buat yang nggak perlu ngekos jauh-jauh keluar Depok. Tapi ada juga kok yang justru kepingin ngekos di luar Depok, katanya buat nambah pengalaman.


Di UI sendiri, jumlah anak Smantie yang diterima melalui jalur SNMPTN cukup banyak, dan keseluruhan yang diterima di UI mencapai 50 lebih sivitas akademika. Di universitas lain juga ada, sebut saja IPB, UGM, UP, UNDIP, UNPAD, ITS, Gunadarma, dan masih banyak universitas lainnya.


Kehidupan kampus, benarkah kalian sangat ingin tahu bagaimana kehidupan kampus? Berat, dik, berat. Kalau ada yang bilang kehidupan kampus lebih bebas, aku bisa saja sih, bilang ‘iya’. Tapi awalnya nggak semudah yang kalian bayangkan! Masih harus melewati mabim – masa bimbingan – yang (menurutku) menyebalkan. Memang sih, di beberapa fakultas, tugas-tugasnya tidak terlalu berat. Menurut senior, kegiatan ini bertujuan untuk menyatukan satu angkatan mahasiswa baru. Iya, benar, kok. Tapi kegiatan ini benar-benar menyita waktu kuliah *lho, kok jadi curcol*. Udah ah, ntar kalo diterusin nggak selesai-selesai. Kalau mau tahu lanjutannya, tanya sendiri ya sama aku, hehehe.


Aku sudah lama tidak menengok SMANTIE, terakhir kali ke sana ya pas ambil ijazah itu. Setelah itu, karena jarak yang jauh dari rumah ke sana, membuatku malas untuk menyambangi almamaterku itu. Bukannya sudah nggak peduli, tapi – lagi-lagi – mabim membuatku beralasan. Benar-benar bikin orang nggak mood. Mungkin karena belum adaptasi dengan lingkungan kuliah, jadi sentimental begini (dan lagi uang terpakai terus untuk fotokopi materi).


Apa kabar SMANTIE? Coba website sekolah kita itu isinya lebih variatif, ya. Kalau perlu nama-nama alumninya dimasukkan juga dengan tahun lulusnya. Jadi bisa merangkap database juga. Sayang sekali fasilitas ini kurang dimaksimalkan pemanfaatannya.


Banyak perubahan di diri SMANTIE sendiri. Dari yang aku dengar dan lihat, SMANTIE kini memiliki jumlah kelas yang lebih banyak untuk murid baru, yaitu 9 kelas untuk kelas X. Wauw, jumlah yang luar biasa bagi kami angkatan 2009 yang terbiasa mengenal 6 kelas sejak dulu. Cukup terperangah saya mendengarnya, apakah sebenarnya yang diinginkan oleh sekolah? Aku sih berbaik sangka, mungkin untuk menampung lulusan SMP Depok yang jumlahnya lebih banyak daripada kuota SMA Depok. Aku tahu.


Ruangan-ruangan lab dikorbankan untuk menjadi kelas sementara. Tapi itu sudah berita tiga-empat bulan lalu, dan aku belum sempat lagi ke SMANTIE sejak dulu terakhir legalisir ijazah. Jauh, ongkos juga jadi pertimbangan. Tapi ingin sih, melihat SMANTIE terbaru. Mungkin dengan melihat perubahan yang ada sekarang, kita sebagai angkatan yang sudah lulus bisa lebih bersyukur dengan memiliki segala kenangan yang telah kita jalani, baik yang terabadikan maupun tidak.


Berbahagialah dahulu, wahai kalian yang masih duduk di bangku SMA. Kecaplah momen-momen itu seeeeemaksimal mungkin. Kelak kalian telah menjadi mahasiswa dan mahasiswi seperti kami, kalian akan sering atau kerap merasa ‘homesick’ dalam kehidupan kampus. Nggak bohong. Bukan dilebih-lebihkan. Kalian akan merasa kangen, kangen dengan segala kelebihan dan kekurangan SMA. Apalagi di masa-masa ujian semester begini, akan terlihat sekali bedanya belajar di SMA dan belajar di kampus.


Bila di SMA kalian bisa dengan tenangnya belajar maupun tidak belajar dan tetap bisa mengikuti pelajaran, sebenci apa pun kalian dengan pelajaran itu, lain halnya ketika di dunia kampus. Kalian harus mandiri, berusaha mencari bahan kuliah sendiri, fotokopi sana-sini, daaaan segala hal lain yang harus dilakukan sendiri. Bukan maksud nakut-nakutin sih, tapi aku pengin kalian yang belum punya bayangan soal perkuliahan jadi memiliki sedikit gambaran bagaimana dunia kuliah itu. Seru, seru!


Tapi tak ada yang bisa menantang takdir. Dua sahabat kami, ksatria-ksatria angkatan 2009, dipanggil ke sisi Allah, karena dua sebab yang berbeda. Yang pertama, alm. Wisnu Anjar K., alumni SMANTIE kelas IPA 3. Beliau menjadi korban maut dari ospek sebuah institut pemerintahan. Yang kedua, alm. Muhammad Jibril, alumni SMANTIE juga kelas IPA 3. Beliau menderita leukimia sejak awal, dan batasnya adalah bulan Oktober kemarin. Sungguh waktu tak bisa ditebak, semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa mereka dan menerima mereka berdua dalam surga-Nya. Amin.


Jadi maksud yang ingin kusampaikan disini, nikmatilah setiap momen yang ada, entah itu buruk atau baik... Karena kita tidak akan menemui momen yang sama di detik yang berbeda...

Hari Pahlawan.

Mari teruskan perjuangan di bumi Indonesia dengan semangat belajar!

*bung Tomo mode: on*

Depok, 10 November 2009, 22.39

Tidak ada komentar:

Club Cooee