2 jam lebih, sodara-sodara.
Nggak nyangka bikin misro aja butuh waktu selama itu. Emang sih, kayanya pergerakanku lama--memarut dan memeras parutan singkong sambil nonton dorama di laptop. Rasanya aku terlalu khidmat mengerjakan semua itu. Sampai-sampai di air perasan singkong parut itu ada tepung yang mengendap akibat terlalu lama dibiarkan. Hehehe.
Udah capek-capek mengisi parutan singkong tersebut dengan rajangan gula merah, hasilnya ada 24 bulatan sedang saja. Yah, tak apa lah. Kan kita belum tahu gimana rasanya kalau belum digoreng dan dicicip. Apakah misro yang kadar airnya sedikit ini lebih enak daripada misro yang biasanya dibuat tanpa memeras parutan singkongnya terlebih dulu?
Jengjengjeng...
Senin, 30 Januari 2012
Jumat, 27 Januari 2012
Adventurous Day!
Hai hai, hari ini entah kenapa, sesuatu.
Jadi, pagi ini, gue dan kawan gue, sebut saja Lenka (bukan nama asli) berasa buronan pergi ke Palmerah untuk menyerbu ke PestaKomik Kompas Gramedia. Rencana sih gue dari Depok ke Lebak Bulus pagi, jam 8, tapi rencana tinggal rencana... gue sampe terminal Depok aja jam 9. Belum lagi nunggu sang pahlawan Depok-Simatupang-Lebak Bulus, Deborah nan ungu dan unyu nongol. Nunggu-nunggu-nunggu, akhirnya 9.23 nongollah itu kaca depan Debby tersayang yang selalu dirindukan setiap insan yang membutuhkan *hoek*.
Pikirannya, kalau naik dari terminal, bakalan dapet kursi, tahunya nggak juga. Udah penuh bahkan udah ada yang berdiri. Ya.. sudahlah, berdiri. Dan lo tau kan yang khas dan tiada tara dari Debby? Yak, overload is not a big deal, asal bisnya nggak njomplang, semua disuruh masuk. Woy, di dalem udah gepeng luar binasa! Dan lo tau posisi gue dimana? Di antara sandaran kursi dan pintu Debby yang tengah. Ya, terjepit di antara pintu dan sandaran kursi. Yang gue heran, kok muat yah? Kayaknya jarak antara pintu dan kursi itu sempit banget deh (bayangin aja yah). Gue ngerasa enak, positive thinking, gue kurusan. Amin. *dilempar* Dan kalau udah naik Debby, selalu ada kisah tersendiri. Gue selalu dibawa have fun aja. Alhamdulillah, posisi gue tergolong nyaman untuk ukuran naik Debby. Sementara yang lain di tengah-tengah, terhimpit, gue di pinggir, dekat jendela, sirkulasi udara lancar. Selain itu *duh maaf ya pak supir dan para penumpang* melihat orang-orang yang beradu mulut (supir, penumpang) misalnya pas mengumpati kendaraan lain, saling mencaci penumpang dan supir, hal itu terlihat... entah, selalu bikin gue pengen ketawa. Walau berantem mulu, tapi tetep aja pada naik Debby *yaiyalah, nggak ada saingan gitu untuk trayek Depok-Lebak Bulus!*
Sampai di terminal Lebak Bulus, gue beli roti dulu *belum sarapan woy* di warung. Lumayan, perut terisi. Setelah itu, menunggu Len sebentar. Setelah Len datang, kami naik kopaja 86. Dan... obrolan kami seputar rencana jalan-jalan bulan Juli nanti. Satu kesimpulan adalah: uang, uang, uang (le_fuu) berhematlah, carilah rezeki sebanyaknya /plak
Sampai di Palmerah, ternyata kami masih harus jalan lagi karena lokasi PestaKomiknya di gedung yang di Palmerah Barat. Yaaa nggak jauh, lah. Lumayan, olahraga. Ketika akhirnya kami masuk ke lobi gedung, ada 4 area terpisah, 2 spot untuk komik lima ribuan dan paketan, dua lagi untuk yang diskon 20%. Kalau gue... spontan sih nyari rak dimana komik-majalah (semacam Shonen Star) berada, lalu berburu nomor-nomor lama. Dan... yeah, sesuai ekspektasi, harganya lima ribuan! Tapi... nomornya nggak banyak, gue cuma berhasil nemu 6 nomor. Hiks, ya sudahlah, tak apa.
Len memborong *nggak juga sih* komik, ada juga yang titipan. Gue juga beli yang diskon 20%. Hmm... kalau dihitung-hitung sih, untuk yang 20% ini, rasanya mending gue ke TM pagi-pagi pas baru buka, ambil komik yang dimaksud, terus langsung bayar ke kasir. Diskonnya bisa sampe 25% tanpa nunggu ada pameran atau pesta-pestaan.
Sudah lelah ngiter, akhirnya kami berjalan kembali ke arah Palmerah Utara, menyeberang rel kereta, dan menunggu 86 lagi. 86 ini ternyata sama aja kaya Debby--kehadirannya sangat dinanti oleh setiap insan karena jarang. Akhirnya datang, dan... penuh. Oke, di kopaja itu pas dapet duduk gue sempet tidur, lumayanlah. Anginnya cepoi-cepoi sih. Rencana kami setelah ini adalah makan di Rumah Sushi hellyeah, gue kayaknya bisa banget jadi promoter Rumah Sushi. Tapi, kami menyentuh Margonda jam 5. Masa iya mau nunggu sejam. Akhirnya kami ke rumah gue dulu, ngaso. Rencana dari rumah, naik motor berdua.
Tapi... motornya dipake adik gue ke kampus. orz. Baiklah. Suruh dia cepat pulang. Tapi begitu mama dan papa tahu gue sama Len mau nyushi (again, my frankness rules, I can't lie!) di Juanda, mereka bilang mau ikut, dan suruh adik gue ikutan juga. Ta-daaaa! Jadilah, keluarga gue dan Len makan bareng di Rumah Sushi. That means: Happy Card gue dapet stempel untuk yang pertama~ iyey~ #naon
Hujan, lho, hujan. Iya, badai pas tengah-tengah sesi makan. Tapi nggak terlalu kencang anginnya, jadi kami tetap bisa menikmati menu kami malam ini dengan santai: Tomodachi, Little Monster, Bella Luna, Black Jack, dan Ebi Salmon Roll. Mau dibahas? Biar ngiler /plak
1. Tomodachi Roll
Kalo kata orang-orang dan Rumah Sushi, yang satu ini tuh jadi menu favorit. Best seller. Apa sih isinya? Keju, Kani Stick. Digulung di antara nasi dan selembar nori, lalu digoreng dengan tepung tempura. Udah! Nah, itu apa yang bertebaran di sekelilingnya? Itu kremes, you can say so. Lalu yang lumer di atasnya, membentuk garis-garis itu? Non! Itu bukan mayones, guys, tapi KEJU LELEH. Omijot, keju everywhere~ Nggak nahan dehhhh! Dan harganya? Rp22,000.00 saja. Ukurannya? Gede, masbro, mbaksis, diameter ada kali 4cm.
2. Little Monster
You know what? This one's really a monster, and it's little! Terdiri dari 8 potong sushi roll, itu yang meleleh-leleh di luar bukan keju seperti yang sebelumnya, sodara. Tapi itu SPICY MAYO! Yoi, pedas, pedas, pedas! Ini benar-benar... mangstab. Isinya? Salmon, tentu. Dan... yang ini juga ada kremesnya :) Karena kebanyakan sushi fusion (dan hasil eksperimen), yang satu ini juga merupakan tipe 'sushi matang', karena digoreng dengan tepung tempura. Lumayan, Rp29,000.00 :9
3. Bella Luna Roll
Yang satu ini, masih sodaraan sama si Tomodachi. Bedanya, kalau Tomo isinya crabstick, kalau si Bella ini, isinya Tuna. Dan karna masih sodara, jadi... nggak jauh-jauh dari KEJU!!! Ya, KEJU! lebay
Harganya juga nggak jauh kok dari Tomo... yaaa... Rp26,000.00 lah... Kan pakai daging ikan asli hihihi. Dan karena masih SODARAAN, ya, sodaraaa... jadi ukurannya mirip sama Tomo :3
4. Black Jack Roll
Black Jack! Kalau dubbernya Po, Jack Black! *apalah*
Yang satu ini bener-bener kerasa blackpeppernya. Saus Teriyaki tersembunyi di bawahnya. Itu yang di atas... snack kentang *piiip* rasa rumput laut yang dialiri saus teriyaki. Yang hitam-hitam nempel di bodi? Wijen hitam, qaqaaa. Yang satu ini menurut lidah gue dan mama agak terlalu asin. Hummm. Harganya... cukup murah karena ukurannya nggak sebesar tiga pendahulunya di atas, yaitu Rp19,000.00 ya qaqaaaa
5. Ebi Salmon Roll
Terdiri dari enam potong, Ebi Salmon Roll ini, seperti namanya, dilapis oleh irisan daging ikan Salmon mentah. Isi rollnya, nasi (pasti), dan Ebi Tempura (itu keliatan kan ekor udangnya nongol?). Kalau yang satu ini, gue punya cara makan sendiri: Pisahkan daging salmonnya, makan rollnya dulu, baru salmonnya *trik pengen sashimi tapi karena nggak ada menunya jadi begini deh*. Ukurannya? Cukup gede kok. Harganya? Lumayan, Rp36,000.00 yah. Salmon, loh, salmon! #teruskenapa
Dan, ada satu lagi cerita unik dari malam ini, masih berhubungan dengan nyushi. Apakah itu? Berhubung hujan makin lebat dan badai, so pasti tetesan air di pinggir tenda ke mana-mana. Solusi dari mas-mas giordano pramusaji Rumah Sushi adalah: lepas saja satu bagian dari tiap kaki sehingga tenda menjadi pendek. Voila, jadilah 'tenda makan'! Waktu itu sih cuma 3 meja yang terisi, jadi nggak rame-rame amat.
Ini, bayangkan saja, tenda sejajar dengan meja. |
Oke, ini seru--lebih seru daripada main rumah-rumahan dengan membalikkan kursi makan dan mengikatkan selimut ke tiap kakinya. Gue gak tahan buat gak ketawa tiap mas-masnya nunduk dulu kalau mau ngampirin kami, pas kami minta bill. Untungnya, pas kami udah mau bayar, tendanya udah diangkat lagi, jadi bisa liat lagi deh dengan jelas tanpa harus nunduk-nunduk :D
Oke, sudah kenyang, bayar sudah. Sapaan khas itu terdengar, salah satu: "Terima kasih Kakak," yang lain menyahut, "TERIMA KASIIIIH!"
di kasir Alfamidi |
Kemudian, kami mengantar Len sampai depan Detos biar dia bisa naik taksi buat pulang. Setelah itu, kami mampir ke Alfamidi di perjalanan menuju rumah. Insiden 'minimal 50.000' terjadi. Jadi, belanjaan kami sebenernya cuma 39.000. Tapi karena pada nggak bawa cash money, terpaksalah pakai kartu, dan minimal penggunaan 50.000. Akhirnya, ditambahlah dengan shampo (yang tadi dikembaliin papa) dan karena kurang 100 rupiah, gue comot aja tuh Chupa Chups di deket kasir. Udah, kan?
Setelah itu, kami pulang! HOME!
Perjalanan hari ini menyenangkan, makasih ya Len yang udah mau menemani ke PestaKomik (walau sebenernya ketjewa karena nggak terlalu banyak yang bisa diburu) dan berakhir dengan ngaso di rumah gue dan nyushi sama keluarga gue. Semoga nggak kapok :P dan makasih buat keluarga gue yang dengan random-nya, tiba-tiba mau ikut nyushi malem-malem (oh mama oh papa, kalian itu sungguh terlalu :D) dan adek yang bersedia disuruh pulang cepet karna tadinya motornya mau dipake, akhirnya nggak jadi karena perginya naik mobil...
Depok, 27 Januari 2012
00.59
Rabu, 25 Januari 2012
Kemudian Tiba-tiba Cegukan.
A-Apaan tuh tadi?
Lagi enak-enak mandi, tiba-tiba ada bunyi air gemrobyos, kirain keran jebol, tahunya di luar hujan badai. Dan cuma beberapa detik. :|
Lagi enak-enak mandi, tiba-tiba ada bunyi air gemrobyos, kirain keran jebol, tahunya di luar hujan badai. Dan cuma beberapa detik. :|
Selasa, 17 Januari 2012
Promo PulsaMu!
Haloooo pelanggan setia PulsaMu! Ada sesuatu yang beda di tengah Januari ini, lho.
Dengan Rp 50.000,00, kalian akan mendapatkan pulsa 25.000 dan sebuah kaos dari SG. Karena persediaan dan ukuran terbatas, jadi siapa cepat, dia dapat! Kapan lagi ada kaos cuma Rp 24.000,00? Hehehe.
Kalau mau beli kaosnya aja juga boleh, harganya Rp 25.000,00. Diingatkan sekali lagi, persediaan SUPER TERBATAS! Promo ini berlangsung hingga stok habis ya :)
*promo khusus untuk pulsa 25.000 all operator
*kaos lengan pendek, jumlah stok seperti pada gambar
Gambar kaosnya: (maaf ya warnanya jadi aneh, kameranya pas-pasan)
Dengan Rp 50.000,00, kalian akan mendapatkan pulsa 25.000 dan sebuah kaos dari SG. Karena persediaan dan ukuran terbatas, jadi siapa cepat, dia dapat! Kapan lagi ada kaos cuma Rp 24.000,00? Hehehe.
Kalau mau beli kaosnya aja juga boleh, harganya Rp 25.000,00. Diingatkan sekali lagi, persediaan SUPER TERBATAS! Promo ini berlangsung hingga stok habis ya :)
*promo khusus untuk pulsa 25.000 all operator
*kaos lengan pendek, jumlah stok seperti pada gambar
Gambar kaosnya: (maaf ya warnanya jadi aneh, kameranya pas-pasan)
ukuran: M warna (searah jarum jam): abu-abu, putih, krem, biru tua, hijau |
ukuran: L warna: biru muda, hijau, krem |
ukuran: XL (kiri atas) dan XXL warna: hijau, ungu, merah hati |
Bahan kaosnya superadem. Berminat? Silakan lakukan transaksi pembelian, kontak gue ya di 085215851501 :D
PulsaMu, memberikan yang terbaik!
#slogangagal
*pst, itu yang ijo gambar I heart Singapore, bisa jadi kaos couple lho, ukuran M dan XXL. Hahaha.
Minggu, 08 Januari 2012
Ternyata Benar, Ini Kereta ke Tanah Abang.
Sabtu, 7 Januari 2012.
Seperti biasa, hari Sabtu adalah hari Mahawaditra di UI Salemba. Dan hari ini pun gue akan berangkat ke sana. Telat, seperti biasa, karena malas siap-siap dan agak bete karena bawaannya agak banyak.
Dan, judulnya adalah...
Oke banget, gue salah naik kereta.
Tadi di Stasiun UI, gue tanya ke petugas loket, yang datang duluan untuk kereta jurusan Kota yang ekonomi atau CL. Karena dia nyodorinnya tiket CL, yasudahlah gue beli. Tidak lama menunggu, kereta dengan kepala warna merah dan bodi putih khas CL pun tiba. Anehnya, tidak ada pemberitahuan SAMA SEKALI dari stasiun mengenai kereta mana datang di jalur mana dari arah mana jurusan kemana. Jadi, ya sudah, dengan pedenya (dan bete karena takut telat dan bawaan yang banyak) gue naik dan menaruh barang-barang di kompartemen.
Gue tetap merasa fine-fine aja sampai akhirnya gue ngelewatin Stasiun Lenteng Agung. Saat itulah gue mulai kepikir, "Kok gue pede, ya? Gimana kalau ternyata gue salah naik? Gimana kalau ini ke Tanah Abang--atau lebih buruk, ke Bekasi?" Pikiran-pikiran aneh itu udah bergejolak di benak, tapi anehnya, gue nggak gentar sedikit pun dan tetap pede nih kereta bakal happy ending ke arah Jakarta Kota.
Pas ada petugas pengecek tiket, gue belagak udah dicek, posisi gue emang di pinggir sih deket perbatasan antargerbong. Yaudah cuek aja, karena gue ada secuil feeling nggak enak bahwa gue emang salah kereta yang baru muncul 1%. Daripada kalau bener dan ketahuan gue salah terus disuruh bayar suplisi? Diam itu emas, jendral.
Pas udah di Manggarai, untuk memastikan rasa pede gue, gue merhatiin di mana jalur kereta ini berada. Oke, fine, sejauh ini sama seperti biasanya kereta ini berada kalau mau ke Kota. Tapi anehnya, yang turun di sini banyak. Terus keretanya langsung sepi. Semua jadi dapat kursi. Oke, positive thinking, kereta ini bakal ke Kota.
Kemudian kereta mulai berjalan. Berjalan, berjalan, berjalan...
Oke, gue fix salah naik kereta.
Kereta ini belok kiri. Tanah Abang.
Oke, tenang. Turun di stasiun berikutnya adalah solusi terbaik, tapi gue harus tahu dulu stasiun berikutnya itu di mana daerahnya, seperti apa, melewati jalan mana saja. Jadi, perhatikan jalanan luar.
Ada Transjakarta... Plang bertuliskan Latuharhari... Lewat sini... Oke. Setidaknya gue tahu jalur ini, dan ini nggak jauh dari tujuan akhir gue! Segera turun di stasiun pertama setelah Manggarai: Stasiun Sudirman.
Pas sampe sini, malah nggak langsung mikir gimana nasib gue abis ini. Malah mengagumi Stasiun Sudirman dulu. Ini seperti berada di negara lain--bersih, modern, nggak ada kios jualan, nggak ada yang jualan, ada lift dan eskalator. Tuhan, gue kelempar ke dimensi mana? Lebay.
Sudah ah, kalo gue ngambil foto stasiunnya ntar dikira apaan, lagian ribet bawaan banyak. Segera keluar, cari taksi, lewat Suropati, sampai di lokasi!
--tamat--
dan untungnya, happy ending.
Seperti biasa, hari Sabtu adalah hari Mahawaditra di UI Salemba. Dan hari ini pun gue akan berangkat ke sana. Telat, seperti biasa, karena malas siap-siap dan agak bete karena bawaannya agak banyak.
Dan, judulnya adalah...
Oke banget, gue salah naik kereta.
Tadi di Stasiun UI, gue tanya ke petugas loket, yang datang duluan untuk kereta jurusan Kota yang ekonomi atau CL. Karena dia nyodorinnya tiket CL, yasudahlah gue beli. Tidak lama menunggu, kereta dengan kepala warna merah dan bodi putih khas CL pun tiba. Anehnya, tidak ada pemberitahuan SAMA SEKALI dari stasiun mengenai kereta mana datang di jalur mana dari arah mana jurusan kemana. Jadi, ya sudah, dengan pedenya (dan bete karena takut telat dan bawaan yang banyak) gue naik dan menaruh barang-barang di kompartemen.
Gue tetap merasa fine-fine aja sampai akhirnya gue ngelewatin Stasiun Lenteng Agung. Saat itulah gue mulai kepikir, "Kok gue pede, ya? Gimana kalau ternyata gue salah naik? Gimana kalau ini ke Tanah Abang--atau lebih buruk, ke Bekasi?" Pikiran-pikiran aneh itu udah bergejolak di benak, tapi anehnya, gue nggak gentar sedikit pun dan tetap pede nih kereta bakal happy ending ke arah Jakarta Kota.
Pas ada petugas pengecek tiket, gue belagak udah dicek, posisi gue emang di pinggir sih deket perbatasan antargerbong. Yaudah cuek aja, karena gue ada secuil feeling nggak enak bahwa gue emang salah kereta yang baru muncul 1%. Daripada kalau bener dan ketahuan gue salah terus disuruh bayar suplisi? Diam itu emas, jendral.
Pas udah di Manggarai, untuk memastikan rasa pede gue, gue merhatiin di mana jalur kereta ini berada. Oke, fine, sejauh ini sama seperti biasanya kereta ini berada kalau mau ke Kota. Tapi anehnya, yang turun di sini banyak. Terus keretanya langsung sepi. Semua jadi dapat kursi. Oke, positive thinking, kereta ini bakal ke Kota.
Kemudian kereta mulai berjalan. Berjalan, berjalan, berjalan...
Oke, gue fix salah naik kereta.
Kereta ini belok kiri. Tanah Abang.
Oke, tenang. Turun di stasiun berikutnya adalah solusi terbaik, tapi gue harus tahu dulu stasiun berikutnya itu di mana daerahnya, seperti apa, melewati jalan mana saja. Jadi, perhatikan jalanan luar.
Ada Transjakarta... Plang bertuliskan Latuharhari... Lewat sini... Oke. Setidaknya gue tahu jalur ini, dan ini nggak jauh dari tujuan akhir gue! Segera turun di stasiun pertama setelah Manggarai: Stasiun Sudirman.
Pas sampe sini, malah nggak langsung mikir gimana nasib gue abis ini. Malah mengagumi Stasiun Sudirman dulu. Ini seperti berada di negara lain--bersih, modern, nggak ada kios jualan, nggak ada yang jualan, ada lift dan eskalator. Tuhan, gue kelempar ke dimensi mana? Lebay.
Sudah ah, kalo gue ngambil foto stasiunnya ntar dikira apaan, lagian ribet bawaan banyak. Segera keluar, cari taksi, lewat Suropati, sampai di lokasi!
--tamat--
dan untungnya, happy ending.
Pagi Ini
Hujannya awet. Dinginnya oke. Pas banget buat tidur sampai siang, bahkan kalau perlu sampai hujannya berhenti. Lihat saja, adek yang masih pulas sejak tadi, dan mama yang tidur lagi karena udaranya dingin.
Aku?
Memanfaatkan kesunyian.
Aku?
Memanfaatkan kesunyian.
Kamis, 05 Januari 2012
Menggalau is Menggalau
gambar di iklan (source: Pizza Hut Indonesia) |
setelah kami makan--benar-benar cuma sisa, lapar beneran yah :P (tapi sesaat setelah ini, semua yang kamu lihat di atas hanya fatamorgana :P) |
Pizza Hut's Delight Set Ber-2:
-2 Coke
-1 Garlic Breads
-1 Delight Personal Stuffed Crust Pizza (size: Small) (Personal, maksudnya toppingnya boleh milih sendiri)
-1 Delight Salad
Lokasi waktu itu: Margo City
Rekomen buat yang superkelaparan tapi tetep pengen nyaman dan gaul (HALAH).
Keuntungan: kalau pas sepi dan ga ada waiting list, bisa ditongkrongin lama-lama buat ngegalau.
Menggalau is menggalau.
tag: @primadesti
Jadi ceritanya waktu itu kami berdua kelaparan banget. Yaudah deh, akhirnya setelah pusing milih tempat makan, akhirnya memutuskan untuk makan di Margo. Sampai di sana, masih bingung mau makan di mana, awalnya sih tercetus mau di Rice Bowl yang sepuluh ribuan, tapi pas lihat PH, Fika nyeletuk, "Eh, PH aja yuk?"
Dengan pertimbangan harga yang ujung-ujungnya sama (RiceBowl yang 10.000 + minum 10.000 + pajak dan Paket Delight PH yang kayaknya lebih menguntungkan dapetnya), akhirnya kami berdua melangkah menuju PH. Dan luckily, kami tidak perlu masuk waiting list karena meja yang untuk berdua sudah tersedia (padahal meja untuk ber-4).
Pas duduk, kami dikejutkan dengan berita bahwa yang Delight Personal Pan Pizza udah abis (yang 20ribu/orang), adanya yang Delight Personal Stuffed Crust Pizza (25ribu/orang). Ya masa keluar lagi, tengsin kan, akhirnya kami memutuskan untuk pesan yang itu. Yah, sepadan lah dengan waktu kami nongkrong di sana, ada kali sejam lebih. Hihihi. Bahkan milih set yang mana dan topping pizza mau yang mana pun lama.
Tapi setelah dicoba, memang harga segitu worthed banget lah dengan rasa makanannya dan porsinya. Cukup mengenyangkan, bahkan bagi kami yang waktu itu starved, porsi itu sedikit kebanyakan (tapi ujung-ujungnya abis juga, hahaha). Saladnya enak, pizzanya juga pas, dan garlic bread sebagai penutup (padahal aslinya kan pembuka ya, tapi karena garlic bread-nya dateng belakangan, jadi penutup deh).
Minggu, 01 Januari 2012
Kacang, Lalu Kembali ke Realita
ini baru seperempat dari total yang kami pisahkan tadi!!! |
Merontokkan kacang itu melelahkan!
Hujan semakin deras, sepertinya bakal awet nih. Karena
anginnya kencang sekali, jadi rasanya dingin, dan ini nyaman sekali. Di
kejauhan sudah diselimuti kabut. Dan hujan, berarti tanahnya basah. Tanahnya
basah, berarti kacang yang baru dicabut diselimuti tanah yang basah. Hasilnya?
Belepotan tanah. Hahaha. Ini menyenangkan,
bermain tanah!
Setelah selesai, akhirnya mandi juga, setelah dari pagi
nggak mandi. Setelah itu makan siang, dan siap-siap pulang!
Setelah sampai rumah... Kembali ke realita.
Dingin, senangnya!
10.12, tiba-tiba hujan menjadi deras. Kabut menggelayut di
seluruh kota di bawah sana, jarak pandang menjadi sekitar 500 meter. Udah hujan
gini, rasanya masih gerah aja... Mungkin karena aku belum mandi? Hehehe.
Hujan ini sedikit bikin damai. Sepertinya memang benar,
suara hujan memiliki efek yang menstimulasi otak untuk melonggarkan pikiran.
Dan, kalau udah kaya gini... yang paling pas untuk dilakukan adalah tidur...
/disambit
Adek dan ponakanku lagi main NDS di ruang tengah. Yah,
selama nggak ada kenakalan yang berarti sih... biar saja... Hahaha.
Selama di sini, kulit jadi sering kering, karena jarang
minum. Sekalinya minum, bikin kopi susu. Hadeeeh. Habisnya, air panas tersedia
kapan aja, jadi gampang kalau mau nyeduh sesuatu...
Halo, Tahun Baru!
Pagi pertama di tahun 2012! Laporan cuaca pagi ini, 9.56,
cuaca mendung tapi masih cerah warna langitnya, Gunung Salak di kejauhan
tertutup awan kabut seluruhnya, awan gelap melapisi sebagian langit. Sepertinya
tadi aku melihat gerimis kecil yang seperti salju turun (hello, lihat hujan
salju aja belum pernah :P).
Januari 2012, berarti menghitung hari untuk family
trip abroad. Benar-benar ya,
waktu itu tidak terasa banget kalau kita banyak kesibukan. Rasanya baru kemarin
memesan tiket, dua minggu lagi udah berangkat. Dan rasanya persiapan belum
terlalu banyak banget, bahkan menyusun acara di sana aja belum. Hehehe.
Dan, astaga, aku teringat lagi dengan tugas yang harus
diselesaikan dan dikirim maksimal besok jam 10 pagi. Mau gila rasanya, dan itu
artinya nanti malam harus berhasil mempelajari EpiData. Dan besok harus sudah
berhasil meng-entry semua data
kuesioner. Walau Cuma 20, tapi satu kuesioner terdiri dari 6 halaman.
Berarti... 120 halaman. Oke, cukup lah curhat soal tugas. Yang ada tambah
pusing.
Jacko~ Woof! |
Mas Hans takut mendekati Jacko, padahal dikekang |
Pagi ini tadi aku bermain-main dengan anjing peliharaan
Pakde, namanya Jacko (tiap kali ada yang menyebut namanya, yang kuingat pertama
kali adalah donat JCo. Sumpah!). Aku sedikit merasa kasihan sih sama Jacko,
karena ia jarang diajak keluar. Ketika pagi ini ia bermain-main di halaman,
rasanya aku lega ia bisa sedikit melebarkan titik pandangnya.
Habis ini? Belum tahu mau ngapain. Rasanya pengen cepet
pulang~
Still Counting Down
18.46, kembang api mulai bergema, bergema, bergema di udara
(halah). Sayangnya susaaaaah banget mau fotoin kembang api yang lagi mekar di
udara. Selain nggak ada penyangga kamera, pengaturan fokusnya susah karena
gambar yang ditangkap adalah objek dalam kegelapan. Jadi... sepertinya nanti
aku rekam videonya aja.
Menunggu tengah malam, kami bersiap-siap untuk nyabu.
Sayuran dipotong-potong, bumbu disiapkan, daging disiapkan, panci berisi air
mendidih disiapkan.
err... they looks like something. |
ya kaaan ya kaaan gak jelas ;___; |
'amunisi' |
pasukan siap! |
20.18 waktu BB, mari makan (ke)malam(an)! |
abis nyabu, lanjut njagung (apalah) |
jagung (yaiyalah, nenek-nenek salto juga tahu itu jagung) |
melihat foto-foto lama melalui proyektor film positif |
...Oke, lagi-lagi jeda. 21.08, udah kenyang semua habis
nyabu. Huah... kayanya habis ini kalau diajak makan di Hanamasa, nggak bakalan
mau deh. Efek kebanyakan liat bahan shabu-shabu!!! Lebay. Setelah makan,
secangkir kopi+krim+gula menemaniku kembali menulis ini.
Baiklah, aku tahu ini sungguh pola makan yang nggak sehat
banget. Tapi aku akui ini enak banget, jadi aku akan memberikan excuse apapun untuk dapat menampik apa
yang orang katakan padaku.
Di luar sana, para tetangga ada yang mulai riuh dengan
kembang api. Di kota yang nampak di bawah sana, juga sudah ramai menyalakan
kembang api. Lampu-lampu terlihat banyak yang dinyalakan di bawah sana,
sehingga kota terlihat lebih terang. Masih kurang dari tiga jam lagi, masih
banyak waktu, masih pada nyetok kembang api buat nanti gongnya jam 12 malam WIB.
Escapade 2011
“Sudah disiapin amunisi buat shabu-shabu* party buat malam
tahun baru di Gadog.”
Dengan kalimat tersebut, sudah tak bisa dibantah bahwa malam
tahun baru kali ini akan dirayakan (lagi) di rumah Pakdeku di Gadog. Apa? Masih
ada yang belum tahu di mana Gadog itu? Please deh, kemana aja selama ini? /plak
Kalau kalian mendengar atau membaca berita mengenai arus lalu lintas menuju
Puncak, pasti kalian akan mendengar nama daerah Gadog ini minimal satu kali
sebelum kalian akhirnya mengganti channel berita menjadi channel hiburan karena
kurang menarik.
Dan yah, sekarang aku berada di Gadog. Saat ini menghitung
mundur 6 jam 20 menit lagi menuju tahun 2012 menurut waktu yang ditunjukkan
oleh monitor laptopku. Sebenarnya aku agak nggak tenang pada akhir tahun kali
ini. Kenapa?
Karena,
08.23 - perjalanan sudah hampir sampai ke tujuan:
“JRKM: hsil turlap dimasukn ke epidata n dikmpul hr snin pg
maks jm10 via email,subjek:entry_nama_kelurahan. Kuesnr dlm bntk epidtany udh
dikrm ari ke milis.kues fisik jg dikumpl hr slasa jm 2 saat kulum. Snin tdk ada
kul, jd kmblian alat di hr slasa jg.”
Tralala~ this successfully ruin OUR last hours in 2011.
“Our”? Ya, kami, mahasiswa jurusan Gizi angkatan 2009. Hal ini membuatku twisted sekali. Oh, aku menggunakan kata
‘twisted’ kalau keadaan sudah
membuatku bingung sampai nggak tahu harus mengerjakan apa duluan. Sebelum
berangkat ke Gadog, aku sudah menatap dua puluh kuesioner yang harus diinput
menggunakan EpiData. Bimbang, bawa atau enggak, ya? Tapi akhirnya aku
memutuskan nggak membawanya, karena aku pikir, toh walaupun dibawa pasti ujung-ujungnya
nggak bakal dikerjain juga. Dan muncullah jarkom yang paling nggak diinginkan
pada saat itu.
Grup Gizi 2009 di Blackberry Messenger juga sudah ramai
membicarakan hal ini, ada yang pulang kampung dan tidak membawa berkas-berkas
tugas, ada yang belum melakukan pembagian berkas kuesioner ke masing-masing
anggota kelompok untuk di-entry, dan ada yang belum mengerti cara menggunakan
software pengolah data kuesioner yang dimaksud. Aku? Dua dari tiga alasan
tersebut tepat—walau nggak persis.
Sudah, kesampingkan hal itu. Sudah kepalang tiba di tujuan
tanpa membawa apa-apa, dan tujuannya adalah menghibur diri dan melepas
kepenatan.
Udara dingin dataran tinggi menyergap keluarga kami ketika
tiba di rumah Pakde. Pukul 9 pagi (kurang atau lebihnya lupa), kami memulai
kegiatan di sini dengan menyiapkan makan siang dan melakukan berbagai hal. Kami
memanen jagung untuk nanti malam. Ketika memanen jagung, tampak pemandangan
alam sekitar yang menenangkan hati. Angin yang berhembus sejak pagi tadi
kebetulan sedang sangat kencang, jadi tidak banyak pintu rumah yang dibiarkan
terbuka, khawatir masuk angin.
Om Baskoro & Mas Hans panen jagung |
Pak Harry pose sama gunting |
....kena bunga jagung? |
nemu kepik! sayangnya ga bisa lebih zoom lagi ;___; |
Kami bersantai di teras, makan buah rambutan, mengobrol.
Ketika tiba-tiba ada seekor keluwing yang merayap di rerumputan, aku spontan
mengambil kamera dan mengabadikan sosok keluwing tersebut. Tubuhnya yang
mengilap dan bercangkang keras, kaki-kaki yang kecil dan banyak dan bergerak
seperti gelombang, dan reaksi menggulung dirinya ketika disentuh, itu menarik
perhatianku. Tapi aku merasa aku tidak berhasil menghasilkan foto keluwing yang
cukup bagus.
Waktu berlalu sangat cepat ketika sedang bersantai. Iya,
rasanya tadi baru selesai makan siang, tiba-tiba udah mau solat magrib. Rasanya
nggak mau berpisah cepat-cepat dengan 2011, tahun yang sudah banyak, sangat
banyak menambahkan asam garam kehidupanku.
Pukul 18.01 menurut laptopku, dan cuaca di luar cerah.
Berangin cukup dingin, Gunung Salak tampak di depan mata, diselimuti oleh
awan-awan di setengah bagian ke atasnya, awan yang tampak sejajar dengan
pandangan kita sampai rasanya kita bisa menjangkau mereka. Warna langit sangat
terang, tidak terlalu gelap, matahari masih berada di sudut 60 derajat dari
permukaan bumi (menurutku sih). Suasana di luar sudah ramai, suara terompet
kertas yang ditiup sudah mulai terdengar dari seluruh penjuru, namun belum
terlalu banyak. Sungguh, suasana inilah yang akhirnya menginspirasiku untuk
membuat tulisan ini.
...Eh, maaf, ada jeda waktu menulis ini. Aku mengemil dulu,
hehehe.
Oke, saat ini 18.14, warna langit mulai menjadi campuran antara
jingga muda dan biru tua. Awan di sekeliling Gunung Salak mulai menebal. Aku
yakin udara di sana lebih dingin lagi, ditambah dengan kabut. Minggu lalu waktu
natal, aku ke sini juga, dan kabutnya luar biasa... menyenangkan.
Baiklah, tulisan yang ini segini dulu aja ya. Mau keluar
dulu cari udara dingin. Habis ini mau ngapain lagi, ya? J
Gadog, 31 Desember 2011
18.17 menurut Cento
*shabu-shabu: makanan jepang berupa onabe (rebusan) terdiri
dari daging, sayuran, bakso ikan, jamur yang dicelup dalam air mendidih sampai
matang kemudian dimakan menggunakan bumbu dan shoyu
Langganan:
Postingan (Atom)