Kamis, 17 Februari 2011

Foto

pohon patah di dekat tandon air UI
Aku sangat suka memotret. Apalagi candid. Ini adalah sesuatu yang suatu saat akan membuat orang lain berkata,

“Wah, coba lihat ini!”
“Wah, kapan ini? Kok nggak pernah tahu?”
“Ih, ada juga ya foto yang begini!”
“Wah, bagus nih momennya! Pas banget!”
“Wow, makasih yah waktu itu udah fotoin! Gue nggak kepikiran loh!”
“Hahaha! Ya ampun, bego bener ya waktu itu!?”

Ya, ya. Aku senang ketika foto itu dapat memberikan memori. Aku suka memotret, that’s all. Bahkan mungkin, suatu gedung yang saat ini biasa-biasa saja, suatu lahan yang saat ini kosong, suatu hutan yang saat ini rimbun, seseorang yang saat ini hanyalah orang yang biasa-biasa saja, kereta ekonomi yang selalu penuh, atau bunga yang tidak kau tahu jenisnya, bisa menjadi objek foto yang menarik.

kebersaamaan ini sulit untuk terulang
karena jadwal masing-masing yang
sangat berbeda!
Mungkin. Suatu saat objek-objek yang saat ini kau anggap tidak menarik, akan menjadi menarik pada dua, tiga, sepuluh, atau dua puluh tahun kemudian.

Bisa saja.

Gedung yang dulunya biasa, kini menjadi modern dengan desain yang berbeda, dan seseorang merasa nostalgia ketika memandang foto lama gedung tersebut.

Lahan yang dulu kosong, kini telah dibangun suatu cluster atau townhouse di atasnya, dan orang-orang yang dulu adalah anak-anak yang sering bermain di lahan kosong tersebut akan merasa rindu akan masa kecil mereka ketika mereka bermain di lahan kosong terebut.

Hutan yang dalam foto rimbun, mungkin beberapa tahun kemudian akan hilang, digantikan oleh perumahan, atau apartemen, atau mall, atau apapun, dan akan ada yang merindukan kerik jangkrik, kicau burung, dan udara segar dari hutan tersebut.

Seseorang yang dulu kau foto hanya untuk keperluan buku tahunan sekolah, atau foto formal 3x4 untuk KTP, di kemudian hari akan menjadi orang penting, pejabat, penemu, ilmuwan, atau siapa pun yang merupakan orang dengan pamor mendunia.

Kereta ekonomi yang banyak tertangkap lensa kamera, dengan penumpang sampai duduk di atap kereta, mungkin dalam beberapa waktu kemudian dapat menjadi bahan kenangan, ketika semua kereta ekonomi dihapuskan dan diganti dengan yang lebih modern.

Bunga yang tidak kau tahu jenisnya, yang secara tidak sengaja kau temukan dan kau abadikan melalui foto, suatu saat menjadi bunga yang langka, dan tidak ada seorang pun yang berpikir untuk memotretnya sebanyak kau punya, dan siapa tahu? Mungkin karya fotomu lah yang akan sering dipakai untuk dijadikan hiasan majalah, hiasan undangan, atau apa pun.

Bahkan, kisah dari suatu negara, sepasang suami-istri yang memiliki anak dengan kelainan genetis dan divonis tidak bisa hidup lebih dari beberapa bulan. Pasangan tersebut sangat shock. Walau shock, mereka akhirnya pasrah dan memilih untuk mengabadikan tiap hari which they could spent with their poor baby. Mereka memiliki sebuah buku diary-album, dimana mereka mengisi buku-album tersebut sebagaimana diary dengan foto dan keterangan mengenai apa yang mereka lakukan pada hari itu. Apa yang mereka lakukan pada hari bayi mereka dilahirkan, bagaimana hari ke-10 mereka lalui, bagaimana di hari kesekian sang bayi berjuang mempertahankan hidupnya, hingga akhirnya sang bayi meninggal. Namun pasangan tersebut tetap menyelesaikan buku-album tersebut, seolah-olah suatu saat mereka akan memperlihatkannya pada sang bayi…

Itulah sebabnya aku menyukai fotografi. Tidak harus berilmu jika kau memang melakukannya atas dasar kesukaan dan tidak menjadikannya sebagai suatu profesi khusus. Kau tidak perlu berilmu untuk mengabadikan gambar suatu momen dalam suatu saat. Hanya rasa suka sudah cukup.

A moment can’t wait to be captured.”

pemandangan taman bougenville FKM UI dari lobi gedung A FKM UI.
How I love the panorama feature of my mobile phone!

Tidak ada komentar:

Club Cooee