Sabtu, 13 Juni 2020

Dispensasi Perpanjangan SIM saat Pandemi?

Ketika akhirnya layanan perpanjangan dokumen izin kendaraan dibuka kembali, masyarakat yang SIM dan STNK-nya kadaluarsa sejak Februari hingga Mei 2020 langsung menyerbu unit Samsat. Termasuk saya, yang hari ini baru berkesempatan untuk memperpanjang SIM C. Masa berlakunya habis di bulan April lalu, namun baru bisa mengurus perpanjangan hari ini. Jadi, kali ini saya mau bahas mengenai perpanjangan SIM.

Sebagai informasi awal, bagi pemilik SIM yang habis masa berlakunya di rentang Februari-Mei 2020, masih dapat mengajukan perpanjangan hingga tanggal 29 Juni 2020. Kalian dapat mengunjungi salah satu gerai layanan perpanjangan SIM terdekat di domisili masing-masing, tidak perlu sesuai dengan alamat tinggal, asalkan KTP-nya sudah e-KTP.

Hari ini saya sendiri mengurus perpanjangan SIM di lokasi Pasar Segar Depok, Jalan Tole Iskandar. Layanan dibagi ke dalam 3 gelombang, yaitu pukul 7.00, 11.00, dan 15.00. Jika kalian ingin dapat antrean pagi, saran saya adalah datanglah subuh-subuh. Serius! Untuk antrean pukul 7 saja, orang-orang sudah menunggu untuk nomor antrean sejak pukul 4 pagi. Kebetulan teman saya ada yang ikut antre setelah solat Subuh, dan dia masih kebagian antrean untuk gelombang 1. Saya yang tiba di Pasar Segar pukul 7 kurang, kebagian antrean untuk gelombang 3 di pukul 15.00.



Nomor antrean gelombang 3


Syarat untuk bisa mengambil nomor antrean adalah menyerahkan SIM asli yang akan diperpanjang serta selembar fotokopi KTP. Akhirnya setelah saya ambil antrean, saya pulang lagi. Menjelang pukul 15.00, saya sudah tiba kembali di lokasi layanan SIM, dan antrean sendiri masih proses urutan buntut dari gelombang 2.



Oke, sebelum saya bercerita lebih jauh lagi, saya mau sampaikan pesan layanan masyarakat demi kemaslahatan kita bersama. Jika kamu sedang, atau melihat ada, yang hamil dan lansia dalam antrean, segera informasikan petugas, karena ibu hamil dan lansia adalah prioritas gengs! Mereka dapat didahulukan untuk menerima layanan perpanjang SIM agar tidak menunggu terlalu lama. Jangan seperti saya yang iya-iya saja mengira memang harus sesuai nomor urut, padahal sendirinya lagi hamil besar dan menunggu 2 jam sampai dipanggil ke dalam :') (eh curcol). Memang sih, badan saya juga besar, jadi kalau tidak dari dekat, orang mungkin tidak ngeh kalau saya lagi hamil, apalagi saya tidak pakai baju khusus bumil, hanya kaos biasa (curcol lagi).

Setelah tiba saatnya masuk ke dalam, kalian akan bergantian untuk dikonfirmasi datanya, difoto, pindai sidik jari (jempol saja), dan membayar biaya perpanjangan SIM. Karena saya memperpanjang SIM C, maka saya membayar Rp140.000 (termasuk biaya untuk surat keterangan sehat). Setelah itu, kalian tinggal menunggu SIM selesai dicetak.



Sudah, deh. Nggak ribet, sebenarnya. Cuma saya bingung, kenapa untuk proses yang sangat singkat itu sempat ada 'macet' antrean. Mungkin ada yang saat verifikasi data bermasalah, atau saat pindai sidik jari agak lama. Proses cetak SIM juga cukup memakan waktu, sih. Sampai bisa saya tinggal untuk solat Ashar, itu pun masih menunggu lagi.

Untuk kalian yang kira-kira tidak akan sempat mengurus perpanjangan SIM hingga 29 Juni 2020, dengan berbagai alasan, misalnya sedang tidak di Tanah Air, maka kalian harus mengikuti prosedur buat baru ya, gengs. Dispensasi perpanjangan SIM ditegaskan hanya sampai tanggal yang sudah ditentukan.

Oke, sekian cerita dari saya mengenai perpanjangan SIM di saat pandemi. Akhirnya pecah telur setelah 3 tahun lebih tidak menulis di blog, hahaha.

Jumat, 16 Desember 2016

Coming Soon: Travelog - Jepang

Mungkin sudah basi ya, jalan-jalannya bulan Oktober tapi sampai Desember belum tulis jurnalnya, hahaha. Tapi saking banyaknya yang mau ditulis, jadi bingung mau mulai dari mana... Mungkin akan dimulai dari proses prakeberangkatan ya, mulai dari perencanaan, pencarian, dan pembelian keperluan. Nanti yang bagian on the spotnya bakal ditulis setelah itu (entah kapan), semoga nggak malas juga buat menulis tips jalannya xD

Senin, 27 Juni 2016

Tutorial Singkat menggunakan Flip

TRANSFER ANTARBANK TANPA BIAYA
Waktu awal-awal bulan puasa mau transfer via Flip, saya menyadari ada yang berbeda dari biasanya. Dan perubahan itu adalah sesuatu yang menyenangkan. Flip menaikkan limit transfer per harinya dari 2 juta menjadi 5 juta rupiah! Yay!

Rabu, 27 April 2016

Warunk Dreamer: Si Kuning di Jalan Asmawi


Karena belakangan tempat makan berjamur di dekat rumah saya, jadi saya semakin termotivasi untuk mencicipi satu per satu. (((motivasi))) Salah satunya adalah si kuning yang tampak mencolok di jalan H. Asmawi yang hanya muat 2 jalur ini, Warunk Dreamer. Tidak sulit dicari, karena ada neonboardnya, dan letaknya di seberang apotek K-24.

Senin, 18 April 2016

Warung Bakmi Gerobak Kuning, Tanjung Duren



Kalau saya bikin review tempat makan, itu artinya tempat makan itu enak (setidaknya bagi saya, hehehe). Dan saya tidak akan ragu untuk merekomendasikan tempat makan enak bagi orang lain, karena siapa tahu seleranya sama.

Kamis, 14 April 2016

Mengurus Perpanjangan Paspor Biasa ke E-Paspor, Mudah!




Dengan semakin membaiknya sistem pelayanan pemerintahan Indonesia, kini membuat paspor tak terasa merepotkan dan aman dari calo. Termasuk bagi saya. Hari ini saya telah mengurus perpanjangan paspor saya yang habis pada bulan Januari kemarin. Biar sekalian (siapa tahu saya ada kesempatan ke Jepang mewujudkan impian, hihihi), saya perpanjang paspor saya menjadi e-paspor.

Senin, 11 April 2016

Kekosongan yang Memenuhi Benak

Apakah hal ini berlebihan atau tidak, saya tidak tahu pasti, tapi saya masih merasa sedih atas kepergian Pakde saya, kakak lelaki Papa yang ketiga. Empat puluh tiga hari sejak tanggal kabisat itu, ketika saya mendengar sebuah kabar yang membuat tangis saya pecah di ruangan atasan saya saat meminta izin pulang cepat.

Empat puluh tiga hari, tidak selalu saya lalui dengan mengenang Pakde. Tetapi ada kalanya saat saya melihat status media sosial sepupu saya yang merupakan anak dari Pakde, atau saat saya tidak sengaja menemukan foto Pakde ketika sedang membuka-buka folder foto di penyimpanan luar, selalu ada rasa seperti ditekan di bagian nasofaring. Dan sembunyi-sembunyi saya membiarkan tekanan itu melesak hingga pipi saya basah dibuatnya dan beberapa helai tisu menjadi peredamnya.

Siapa kah Pakde bagi saya? Saya sendiri merasa bahwa saya tidak dekat-dekat amat dengan beliau. Tapi mungkin kalian akan berkata, 'Masa, sih?' atau, 'Bohong,' saat melihat saya menangis ketika membicarakan hal mengenai Pakde.

Ketika mendengar kabar duka untuk pertama kali di pagi hari itu, saya menangis. Ketika menyaksikan prosesi pemakaman mulai dari tibanya jasad almarhum Pakde hingga tanah kubur rapi menutup dan ditabur kelopak bunga serta diguyur air mawar, saya tegar, meski ketika tali kafan dibuka saya sudah merasa sesak luar biasa. Ketika pengajian 7 hari Pakde, saya tegar. Ketika pengajian 40 hari Pakde, saya gagal untuk tetap tegar. Saya menangis di kursi di teras, di depan saya ada sebaris bangku yang diduduki oleh keluarga, termasuk Papa di sana. Saya tak peduli, saya rindu Pakde.

Rindu apanya?

Rindu keberadaannya, mungkin. Rindu komentarnya, mungkin. Rindu tawanya, mungkin.

Kemungkinan-kemungkinan itu karena saya tidak tahu pasti. Kenapa rasanya tidak terlalu dekat, tetapi ketika berpisah merasa sakit?

Mungkin waktu akan mengurangi frekuensi kesedihan ini, mungkin juga tidak. Bisa jadi ketika menemukan foto lama yang ada Pakde di dalamnya, paru-paru ini mendadak seperti disumbat.

Ini kali pertama, sepanjang ingatan saya, saya merasakan kesedihan yang mendalam karena kehilangan sanak. Itulah yang membuat saya bertanya-tanya, sedekat apa saya dengan Pakde hingga saya merasa sampai segininya sentimen.

Ini tentang Pakde. Saya belum mau membayangkan jika saya berada di posisi sepupu saya, menulis status media sosial mengenai hari-hari tanpa orangtuanya, mengenai mimpi yang ada orangtuanya, mengenai peninggalan orangtuanya, mengenai nasihat orangtuanya. Saya belum mau. Manusiawi, kan?

Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Meski begitu, saya ingin agar bisa menyempurnakan keluarga saya dengan cara saya. Semoga kita senantiasa berada dalam lindungan dan ampunan Allah, aamiin.


PS: Saya tidak mau pasang foto, nanti baper. Sudah cukup bapernya ketika menulis ini saja.
Club Cooee